CENTING SENI
(CEGAH STUNTING SEJAK DINI)
UPAYA PENURUNAN DAN PENCEGAHAN STUNTING DENGAN TAMAN PEMULIHAN GIZI
Ringkasan
Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh kekurangan asupan gizi khususnya protein dan sumber energi dalam waktu lama. Stunting disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pola asuh, pola makan dan sanitasi. Stunting tidak hanya berkaitan dengan kondisi fisik saja, melainkan berkaitan erat dengan gangguan perkembangan kognitif dan produktifitas anak di masa depan.
Berdasarkan SK Bupati Nomor : 050/398/HK/437,12/2021 ; Tahun 2021 ada 13 Desa Lokus Stunting di 9 Kecamatan, Tahun 2022 ada 21 Desa Lokus Stunting di 10 Kecamatan, Tahun 2023 ada 33 Desa Lokus Stunting di 8 Kecamatan. Desa Sumengko merupakan salah desa satu lokus stunting di Kecamatan Duduksampeyan pada tahun 2021 dan tahun 2022, sebagai upaya untuk mencegah dan menurunkan kasus stunting di wilayah kerja Puskesmas Duduksampeyan, maka dibentuklah Inovasi CENTING SENI (Cegah Stunting Sejak Dini). CENTING SENI merupakan kegiatan pencegahan dan penurunan stunting dengan membentuk taman pemulihan gizi. Sasaran dari kegiatan ini adalah balita dan ibu balita stunting yang ada di wilayah kerja Puskesmas Duduksampeyan. sebagai desa lokus stunting maka desa Sumengko dipilih untuk menjadi desa pelaksana dari inovasi CENTING SENI.
Taman pemulihan gizi terdiri dari kegiatan yang komprehensif untuk mengatasi berbagai faktor penyebab stunting. Kegiatan itu berupa penyuluhan, makan gizi seimbang bersama, konseling ibu balita, demo masak dan pemberian makanan tambahan dengan memberdayakan kader kesehatan dan ibu-ibu PKK. Makanan tambahan yang sudah diberikan berupa fortifikasi tepung kelor pada ice cream dan abon bandeng sehingga dapat meningkatkan minat anak dan ibu hamil untuk mengonsumsi protein hewani dan sayur. Dengan adanya kegiatan ini, terjadi penurunan kasus stunting di wilayah kerja Puskesmas Duduksampeyan dari tahun ke tahun.
Latar Belakang dan Tujuan
Berdasarkan data EPPGBM angka stunting di wilayah kerja Puskesmas Duduksampeyan yaitu 501 balita stunting dari 2.546 balita yg ditimbang di bulan Februari tahun 2020 (19,68%) Dan desa Sumengko menjadi salah satu penyumbang angka stunting yang tinggi pada tahun 2020 yaitu 68 balita dari 233 balita yang ditimbang (29,18%).
Stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi ketika anak masih dalam kandungan sampai berusia 2 tahun. Munculnya kasus balita stunting di wilayah kerja Puskesmas Duduksampeyan khususnya di desa Sumengko menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius. Karna selain dapat mengganggu pertumbuhan fisik balita, stunting juga dapat berpengaruh terhadap perkembangan kognitif dan produktifitas anak di masa depan. Oleh karena itu, diperlukan upaya yang komprehensif untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan ibu balita dalam mengatasi dan mencegah stunting.
Berdasarkan Forum Group Discussion (FGD) dengan perangkat Desa Sumengko dan TP-PKK Desa Sumengko, penyebab utama stunting di Desa Sumengko adalah pengetahuan tentang pola asuh terutama pada perilaku pemberikan makan kepada anak dan kurangnya konsumsi protein dan sayur sejak 1000 HPK balita.
Puskesmas Duduksampeyan meluncurkan inovasi CENTING SENI (Cegah Stunting Sejak Dini) dengan membentuk Taman Pemulihan Gizi pada tahun 2021 di Desa Sumengko. Tujuan inovasi Centing Seni adalah menurunkan dan mencegah kasus stunting, dengan upaya yang komprehensif untuk mengatasi berbagai faktor penyebab stunting yang diimplementasikan dalam berbagai kegiatan di taman pemulihan gizi.
Centing Seni terdiri dari kegiatan penyuluhan tentang gizi seimbang, konseling tentang pola asuh dan pola makan balita, demo masak makanan bergizi seimbang dan pemberian makanan tambahan berupa ice cream daun kelor, abon bandeng, dan makanan lainnya dengan memanfaatkan bahan pangan lokal bergizi dan mudah didapat. Sasaran dari inovasi ini adalah balita dan ibu balita yang mengalami stunting.
Inovatif (Kebaruan, Nilai Tambah, atau Keunikan)
Puskesmas Duduksampeyan bersama dengan lintas sektor mencetuskan inovasi CENTING SENI sebagai upaya kontributif untuk mencegah dan menurunkan kasus stunting. Nilai kebaruan dari inovasi ini adalah adanya taman pemulihan gizi yang terdiri dari kegiatan komprehensif untuk mengatasi faktor penyebab stunting dari segala aspek, seperti pola asuh, pola makan, dan pola sanitasi. Kegiatan ini dilakukan secara gratis di balai desa atau pos posyandu balita sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat.
Stunting tidak bisa diselesaikan dengan mengatasi satu faktor saja, stunting adalah masalah multidimensi yang melibatkan banyak aspek. Untuk itu, centing seni dihadirkan untuk menyelesaikan berbagai faktor penyebab stunting dari mulai pola asuh dan pola makan dengan memberikan penyuluhan, konseling dua arah untuk ibu balita, makan gizi seimbang bersama, demo masak dan pemberian makanan tambahan berupa ice cream berbahan dasar daun kelor, abon bandeng dan kreasi makanan lainnya untuk menarik minat balita dalam mengonsumsi sayur dan protein. Prinsip utama dalam kegiatan demo masak dan pemberian makanan tambahan adalah dengan memanfaatkan bahan pangan lokal yang mudah didapatkan. Beberapa kegiatan ini dilakukan dalam satu tempat yang sama sehingga diharapkan ketika ibu balita datang, mereka mendapatkan banyak pengetahuan dan keterampilan untuk mengatasi stunting secara efektif dan efisien.
Implementasi Inovasi
Inovasi CENTING SENI dilaksanakan karena tingginya kasus stunting di wilayah kerja Puskesmas Duduksampeyan. CENTING SENI merupakan kegiatan pencegahan dan penurunan stunting dengan membentuk Taman Pemulihan Gizi. Centing Seni terdiri dari kegiatan penyuluhan tentang gizi seimbang, konseling tentang pola asuh dan pola makan balita, demo masak makanan bergizi seimbang dan pemberian makanan tambahan berupa ice cream daun kelor, abon bandeng, dan makanan lainnya dengan memanfaatkan bahan pangan lokal bergizi dan mudah didapat.
Kegiatan penyuluhan dan konseling dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan ibu balita tentang penanganan dan pencegahan stunting. Penyuluhan dan konseling ini dilakukan oleh tenaga kesehatan desa dibantu oleh kader kesehatan. Pada kegiatan konseling, ibu balita dapat berkonsultasi secara detail terkait dengan perkembangan dan pertumbuhan balita kepada tenaga kesehatan sekaligus petugas bias melakukan pendekatan khusus ke orang tua balita terkait perubahan pola asuh yang benar sesuai dengan masalah anak.
Kegiatan demo masak makanan bergizi seimbang juga dilakukan untuk memberikan referensi dan keterampilan bagi ibu balita dalam menyediakan menu sehat untuk balita di rumah. Selain demo masak, ibu balita juga diberikan kesempatan melakukan praktik memasak bersama-sama dengan kader, ibu TP-PKK dan tenaga kesehatan. Setelah demo masak, kegiatan lain yang dilakukan adalah makan makanan gizi seimbang bersama. Pemberian makanan tambahan secara gratis juga dilakukan bagi balita di taman pemulihan gizi.
Kegiatan pendukung lain adalah :
- Sosialisasi stunting pada remaja lewat pertemuan IPNU/ karang Taruna, dan pemverian tablet tambah darah pada remaja putri di sekolah.
- Sosialisasi stunting pada lembaga PAUD/TK pada saat kegiatan parenting sekolah
- Pengarahan Catin melalui kerjasama dengan petugas KESRA dan puskesmas untuk memberikan bekal kepada calon pengantin tentang kesehatan keluarga maksimal 3 bulan sebelum menikah.
- Kelas ibu hamil
- Sosialisasi stunting dan upaya pencegahan pada ibu ibu pengajian
Signifikansi
Untuk mengukur dampak inovasi CENTING SENI ini adalah dengan melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan terhadap anak-anak di taman pemulihan gizi. Evaluasi ini juga dilaksanakan pada setiap berlangsungnya kegiatan posyandu untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan anak. Kemudian tenaga kesehatan dan kader melakukan pencatatan dan verifikasi apakah tinggi dan badan anak masih masuk dalam kategori stunting berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 Tentang Standar Antropometri Anak.
Output kegiatan CENTING SENI ini adalah meningkatnya kesadaran, pengetahuan dan kemampuan ibu balita terkait dengan pencegahan dan penanganan kasus stunting. Outcome yang diharapkan adalah menurunnya kasus stunting di wilayah kerja Puskesmas Duduksampeyan khususnya desa Sumengko sebagai salah satu desa lokus. Tindak lanjut dari hasil evaluasi ini adalah dengan tetap menjalankan Inovasi CENTING SENI untuk terus menurunkan dan mencegah stunting.
DATA STUNTING DUDUKSAMPEYAN | |||
TAHUN 2020 | 501 | ||
TAHUN 2021 | 478 | ||
TAHUN 2022 | 177 | ||
TAHUN 2023 | 60 | ||
KEGIATAN TAMAN PEMULIHAN GIZI

DEMO MASAK

Demo masak Ice Cream Daun Kelor

DATA STUNTING DUDUKSAMPEYAN | |||
TAHUN 2020 | 501 | ||
TAHUN 2021 | 478 | ||
TAHUN 2022 | 177 | ||
TAHUN 2023 | 60 | ||
Demo masak Abon Bandeng
Demo masak Abon Bandeng


Konseling Ibu Balita

Makan Gizi Seimbang Bersam

Kegiatan Sedekah Jamban


